Selasa, 15 Februari 2011

JANUARI MERENUNG I

tahun sudah berganti dari 2010 ke 2011. dua hal, dua kejadian yang paling membuat saya sedikit termenung di awal bulan tahun 2011 ini adalah ketika saya harus di operasi dam harus kehilangan orang yang saya sayangi untuk selama-lamanya.
tidak pernah ada yang menyangka sebelumnya kalau ternyata saya harus dioperasi. semuanya terasa begitu cepat. ketika adda sesuatu yang aneh pada diri saya, ketika keesokan harinya saya harus di rujuk ke sebuah RS bedah di kota saya, dan siang itu juga saya menjalani operasi yang untuk pertama kalinya dalam hidup saya (semoga hanya sekali..). tidak ada hal yang membuat saya takut, ketika saya harus di rujuk ke RS Bedah, dan tidak ada perasaan takut sedikitpun ketika dokter mengatakan kalo saya harus di opersi "siang ini". apa mungkin karena malam sebalum keesokan harinya saya dirujuk ke RS Bedah, semua kesiapan mental dan kegelisahan saya sudah saya tumpahkan lewat air mata dengan ditemani seseorang yang bener-bener berarti sekali dalam hidup saya, seseorang yang selalu ada, selalu memberikan semangat untuk saya. begitu juga ketika saya akan menjalani operasi, walaupun dia tidak bisa menemani saya ketika itu, tapi semua kasih sayang dan semangat yang dia berikan telah membuat saya cukup tegar dan cukup siap untuk menjalani operasi tersebut.
benar-benar tidak ada ketakutan dalam diri saya ketika saya pertama kali masuk, tidur di ruang operasi. melihat apa yang ada sekaliling saya, lampu operasi besar dan telah menerangi badan saya, kapas-kapas yang tertata rapi di setiap sudut ruangan, sebuah alat yang telah terpasang di kaki saya (seperti alat tensi darah yang tiap beberapa menit sekali menggelembung dan mengempis dengan sendirinya), infus yang telah tertancap di tangan saya dan celoteh-celoteh para perawat yang ada diruang sebelah. semuanya benar-benar tidak membuat saya merasa takut sedikitpun, entah karena saya memang sudah benar-benar mempersiapkan mental sehari sebelumnya tentang apapun keputusan dokter nantinya atau karena semangat yang dia berikan malam sebelum saya operasi.. entah lah .. yang jelas tidka ada ketakutakan sedikitpun dalam diri saya.
sampai akhirnya saat itupun tiba. sekeliling saya sudah penuh dengan para perawat dan seorang dokter bedah. satu hal yang saya dengar dari dokter adalah "berdo'a ya mbak agar tidak terasa sakit (meskipun saat itu saya memilih untuk di bius total), dan berdoa agar cepat sembuh". sampai akhirnya saya tidak sadarkan diri setelah sebuah selang terpasang dihidung saya 5 menit lamanya, bahkan kurang dari 5 menit. semuanya bener-bener terasa begitu cepat.
jam 2.30 sore saya baru sadarkan diri, dengan keadaan yang lemas, dengan pandangan yang masih bener-bener kabur, tidak jelas sama sekali. sesekali saya bertanya kepada ibu saya "udah di jahit belum??". sungguh pertanyaan yang aneh menurut saya... :)
dan cobaan lain pun datang ketika saya pulang menuju rumah tercinta, agak sedikit aneh ketika adek-adek saya tidak ikut menjemput saya pulang, begitu juga dengan sepupu saya. semuanya terasa begitu sepi, hanya mata merah yang saya lihat dari budhe saya, seperti baru saja menangis. tapi saya tidak terlalu memikirkan hal itu. dengan memakai kursi roda saya dibawa ke mobil. di perjalanan pun sempat muntah 2x.kata sodara saya yang bidan mungkin itu efek dari bius total yang saya alami ketika operasi. but it's OK, alhamdulillah saya sampai dirumah dengan selamat. di gandeng ibu menuju kamar.
tapi....
semuanya sekanan sepi, senyi, hanya tangisan dari ibu, budhe, dan sepupu-sepupu saya, begitu juga dengan saya ketika saya tahu bahwa adek saya di tabrak sepeda motor ketika perkalanan pulang sekolah MDA.
Kaget setengah mati, yang tadinya ga pengen nangis, malah jadi nangis ga karuan. Satu hal yang saya fikirkan waktu itu, kenapa budhe sama sekali tidak buka suara sedikitpun tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan adekku. Walau disisi lain saya sangat menghargai keputusan yang di ambil karena kondisi saya yang waktu itu belum pulang dari rumah sakit dan demi kebaikan dam kondisi saya juga.
semuanya mencoba menenangkan saya agar tidakterus menerus menangis, mengingat jahitan operasi saya yang benar-benar masih baru, tapi saya benar-benar tidak menghiraukan apa nasehat meraka. buat saya in adalah cara satu-satunya untuk saya, untuk melampiaskan semua kekecewaan saya. kalo orang jawa bilang 'gelo'. hehehe....
sempat punya fikiran, mengapa Dia tega memberikan cobaan seberat ini buat keluarga kami, tapi di sisi lain saya sadar bahwa itu merupakan salah satu cara-Nya menunjukkan bahwa Dia masih sayang dan masih peduli dengan keluarga kami....
thank's God... :)

Tidak ada komentar: