Jumat, 18 Juni 2010

TSUNAMI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana alam merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Karena hampir setiap hari selalu ada bencana yang menimpa manusia. Namun tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi merupakan salah satu bencana yang sedang marak dibicarakan semenjak kejadian tsunami aceh beberapa tahun silam.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia patut waspada akan adanya tsunami. Sebagai orang awam, kita juga patut tahu tentang apa itu tsunami, penyebab serta cara-cara penyelamatan ketika tsunami itu datang, begitu juga dengan dampak yang dihasilkan akibat terjadinya tsunami tersebut. Meskipun kita tidak pernah tahu kapan tsunami itu datang. Karena tsunami merupakan fenomena/bencana alam yang paling menakutkan dan paling bertanggung jawab atas hilangnya harta benda dan kematian manusia yang jumlahnya tidak sedikit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan penyusunan makalah ini, maka diperoleh masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian tsunami ?

2. Apa saja penyebab terjadinya tsunami

3. Apa saja tanda-tanda serta potensi tsunami di Indonesia ?

4. Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat tsunami ?

5. Bagaimana cara penyelamatan ketika terjadi tsunami ?

1.3 Batasan Masalah

Pembahasan makalah ini hanya dibatasi dalam bencana alam khususnya bencana alam tsunami.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tsunami

Tsunami berasal bahasa jepang, yakni dari kata ; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan" adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, hantaman meteor di laut dan lain-lain. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.

Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami. (http://alpensteel.com/article/51-113-energi-lain-lain/2912--definisi-dari-tsunami.html )

2.2 Penyebab terjadinya Tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Gb. Mekanisme tsunami akibat gempa dasar laut

(http://www.dudioke.co.cc/2009/09/apa-itu-tsunami-tsunami-berasal-dari.html)

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter. (http://alpensteel.com/article/51-113-energi-lain-lain/2912--definisi-dari-tsunami.html )

2.3 Tanda-tanda akan terjadinya Tsunami

Tanda-tanda akan datangnya tsunami di daerah pinggir pantai adalah :

1. Air laut yang surut secara tiba-tiba.

2. Bau asin yang sangat menyengat.

3. Dari kejauhan tampak gelombang putih dan suara gemuruh yang sangat keras.

Tsunami terjadi jika :

· Gempa besar dengan kekuatan gempa > 6.3 SR

· Lokasi pusat gempa di laut

· Kedalaman dangkal <>

· Terjadi deformasi1) vertikal dasar laut

Potensi tsunami di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap tsunami, terutama kepulauan yang berhadapan langsung dengan pertemuan lempeng, antara lain Barat Sumatera, Selatan Jawa, Nusa Tenggara, Utara Papua, Sulawesi dan Maluku, serta Timur Kalimantan

Tsunami di Indonesia pada umumnya adalah tsunami lokal, dimana waktu antara terjadinya gempa bumi dan datangnya gelombang tsunami antara 20 s/d 30 menit.

2.4 Dampak yang ditimbulkan akibat Tsunami

Bencana Tsunami dapat disebutkan sebagai bencana alam terbesar yang pernah ada, karena besarnya kekuatan gempa buminya serta luasnya dampak yang diakibatkan oleh tsunami. Pengalaman pahit ini membuka mata semua orang akan bahaya tsunami yang sangat dashyat ini serta dampak yang ditimbulkan akibat tsunami.

Dampak/akibat dari kejadian tsunami dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Dampak Langsung

Dampak langsung seperti : adanya bangunan rusak/robah, gerakan tanah/terbelah/bergeser

2. Dampak Tidak Langsung

Dampak tidak langsung dari tsunami yang di akibatkan oleh gempa bumi adalah: terjadinya gejola sosial, kelumpuhan ekonomi, wabah penyakit, gangguan ekonomi, gangguan psikologis, dan lain-lain. (selasa 28 juni 2005. http://www.bainfokomsumut.go.id/listartikel.php)

2.5 Cara Penyelamatan jika terjadi Tsunami

Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan. Berikut beberapa cara penyelamatan yang harus dilakukan sebelum terjadinya tsunami:

a) Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.

b) Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan seperti di atas, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).

c) Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.

d) Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.

e) Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban. (oleh aminah 03.agustus.08.tsunami. http://www.azuranime.wordpress.com/2008/08/03/tsunami/)

Melihat kejadian di Aceh dan di Nias, maka sudah selayaknya kita belajar untuk bersahabat dengan alam dan berupaya untuk memecahkan misteri-misteri alam, terutama terhadap kejadian gempa dan tsunami. Kita wajib untuk terus menerus mencari tanda-tanda alam karena kita merupakan bagian dari alam. Sehingga ke depan, kita bangsa Indonesia, yang memang ditakdirkan untuk hidup di tengah-tengah hampir semua bencana, mampu untuk dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana terjadi.

Penanaman bakau sepanjang pantai sebagai salah satu upaya memperkecil dampak kerusakan tsunami perlu digalakkan karena bisa sebagai penghalang. Tanaman bakau dapat mengurangi tinggi gelombang menjadi setengah dari tinggi gelombang tanpa ada tanaman bakau. Pengelolaan Zona Pantai Terpadu sudah saatnya dilakukan. (Robert J Kodoatie. pengajar Jurusan Teknik Sipil FT Undip. http://www.suaramerdeka.com Selasa, 12 April 2005)


BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggaggu kehidupan serta penghidupan masyarakat yang di sebabkan faktor alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulmya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Indonesia pada umumnya dan wilayah Sumatera Utara pada khususnya merupakan daerah yang rawan terjadi bencana. Dalam rangka mengurangi dampak bencana tersebut sangat perlu dilaksanakan mitigasi terhadap bencana-becana dimaksud. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Pentingnya berbagai macam tanda atau peringatan yang telah ada di sekitar kita merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang sebenarnya perlu untuk di perhatikan. Namun, kebanyakan dari mereka masih banyak yang menyepelekan peringatan tersebut, yang mana akan memperparah dampak yang ditimbulkan. Keterlambatan penanganan dari pemerintah juga merupakan salah satu kendala yang harus diperbaiki agar resiko akibat bencana alam yang terjadi dapat berkurang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu segala macam kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima guna lebih sempurnanya penyusunan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Ryanzhu. 2008 (diakses 10 April 2010). Definisi dari Tsunami. http://alpensteel.com/article/51-113-energi-lain-lain/2912--definisi dari-tsunami.html

Eddy syofian. 2005 (diakses 10 April 2010). Tsunami yang di timbulkan oleh Gempa Bumi. http://www.bainfokomsumut.go.id/listartikel.php

Aminah. 2008 (diakses 10 April 2010). Tsunami. http://www.azuranime.wordpress.com/2008/08/03/tsunami

Dudi Jaya. 2008 (diakses 12 April 2010). Apa itu Tsunami. http://www.dudioke.co.cc/2009/09/apa-itu-tsunami-tsunami-berasal-dari.html

Robert J Kodoatie. 2005 (diakses 10 April 2010). Pedoman Mengatasi Gempa. http://www.suaramerdeka.com