Senin, 09 Januari 2012

happy mother's day

Happy Mother’s day.... (walau telat) hehehehe...
Hemmm... engg a terasa udah ngerayaen hari ibu lagi... satu tahun cepat banget berlalu yaaa (inget cepet mati dah kalo gini... astaghfirullah....)
As usuall... pengen banget sedikit banyak mengulas tentang ibu,, about her sincerity, rasanya engga bakal ada habisnya kalo kita menghitung apa saja perngorbanan beliau,, but.. setidakya itu yang membuat saya tertarik untuk mengulasnya, setidaknya 1 tahun belakangan ini...
Hal yang paling membuat saya merasa betapa kasih sayang seorang ibu tidak pernah memandang bagaimana keadaan anaknya adalah ketika saya operasi, mungkin bisa dibilang lebih dari 1tahun yang lalu (tepatnya 1tahun 2bulan yang lalu..),, ketika dokter mendiaknosa ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuh saya, dan saya harus di operasi hari sabtu siang itu juga,, kemudian pulang dengan melihat keadaan adik saya yang tengah penuh luka karena kecelakaan, sempet merasa betapa kejamnya takdir Tuhan itu, yang tidak pernah mengenal bagaimana keadaan hambanya ketika itu. Tapi disisi lain saya sadar (bukan berarti selama ini saya tidak sadar lhooo...),, Tuhan memberi cobaan tidak pernah melebihi batas kemampuan hamba-Nya, juga karena Dia sayang terhadap hambanya...
(out of topic dach......)
Rasanya berat memang jika dibayangkan ketika ibu harus merawat saya yang baru operasi dan adik saya yang baru saja mengalami kecelakaan sekaligus. Bagaimana ibu dengan setia mengganti perban pada bekas operasi saya, bagaimana ibu juga dengan setia memandikan saya (eheheheheee....),, dan hal yang paling dan paling membuat saya merasa terenyuh dengan kegigihan dan ketulusan beliau adalah ketika saya yang baru di operasi dalam keadaan “tidak suci” (kedatangan bulan maksudnya.. hahahah....). dengan penuh perjuangan saya membersihkan pembalut yang telah saya pakai walau dengan hati—hati (maav kalo terlalu vulgar... semoga engga kenal cekal dah... hihihihi).
Sadar akan jahitan operasi yang tergolong masih sangat baru, ibu melarang saya untuk tidak melakukan hal itu (should I tell you again what I’d done at that moment??? Hahahha....). ibu melarang saya membersihkan bekas pembalut yang saya pakai, sembari ngomong “biar ibu saja yang ngebersihin”...
rasa kaget jelas ada ketika saya mendengar hal itu. Sadar bahwa apa yang ibu ingin lakukan adalah membersihkan pembalut yang masih penuh dengan darah, jelas saya sangat keberatan dan sampai hati saya tidak akan pernah tega membiarkan ibu melakukan hal yang menjijikkan tersebut walaupun itu semua demi kebaikan saya sendiri. karena meskipun dengan menahan bekas jahitan yang masih baru, saya tetap melakukan apa yang sudah seharusnya saya lakukan. I couldn’t forget it mam, never...
dan hal lain yang membuat saya bangga akan arti ketulusan seorang ibu adalah ketika saya mengalami kecelakaan. Dengan tubuh penuh luka, termasuk luka dipinggang yang dagingnyapun sampai kelihatan, ibu tetap merawat dan setia memberikan obat, salep dan mengoleskannya ke semua luka di seluruh tubuh ku. Yang mana kejadian itu terjadi 1minggu sebelum saya pergi KKL ke Bali. Sadar dooong.... kalo uang bayar KKL tidak akan kembali 100%, dengan berat hati saya pun memaksakan diri untuk ikut KKL ke bali ketika itu. Setibanya disana, bagaimanapun juga naluri seorang ibu yang tetap saja tidak tega dengan keadaan anaknya yang penuh luka pergi ke pulau seberang tanpa didampingi orang tua (maklum.... saya termasuk orang yang bergantung banget sama ibu,, hehehehe ), beliau menelfon dan sontak menanyakan bagaimana dengan luka saya, apa saya bisa mengolesi salep keluka itu sendiri, mandinya gimana.. aaahhh.... you’re the best mom....